Religius

Contoh Perbuatan Bid’ah

Dalam menghadapi fenomena bid’ah ini, umat Muslim perlu memiliki pengetahuan yang benar dan mendalam tentang ajaran Islam. Berbagai sumber, seperti Al-Quran dan Hadist, bisa digunakan untuk memahami dan merujuk pada ajaran Islam yang sebenarnya.

Published

on

Islam adalah agama yang jelas dan rinci dalam menuntun umatnya untuk menjalankan ibadah dan aktivitas kehidupan sehari-hari. Namun, influensi budaya dan pengejawantahan agama yang salah bisa mengarahkan seseorang untuk melakukan perbuatan yang tidak diajarkan oleh Islam, atau dikenal sebagai bid’ah. Apa saja contoh perbuatan bid’ah ini?

Pengertian Umum Bid’ah dan Dampaknya dalam Islam

Bid’ah menurut istilah agama adalah segala sesuatu yang ditambahkan atau diperbaharui yang bukan berasal dari ajaran Islam, baik berupa ajaran atau amalan. Sementara itu, posisi bid’ah dalam Islam adalah salah dan diharamkan. Walaupun, banyak umat Islam yang masih menyelenggarkan praktik-praktik bid’ah ini tanpa menyadari dampak negatifnya.

Akan tetapi, penting untuk diingat bahwa sumber ajaran Islam hanyalah Al Quran dan Hadits, yang merupakan petunjuk dan tuntunan bagi umat Islam. Oleh karena itu, setiap inovasi atau tambahan yang tidak memiliki dasar dari dua sumber tersebut dianggap sebagai bid’ah. Ini sangat berbahaya karena bid’ah bisa menyesatkan umat dari ajaran yang benar dan dapat merusak keimanan.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW pernah menyatakan dalam sebuah hadits: “Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak ada dasarnya dari kami (Islam) maka amalan tersebut ditolak”. Jadi, sangat jelas bahwa umat Islam harus menjaga diri dari praktik-praktik bid’ah dan selalu merujuk pada sumber utama ajaran Islam yaitu Al Quran dan Hadits.

Perayaan Hari-Hari Tertentu Sebagai Contoh Bid’ah

Orang sering terjebak dalam praktik bid’ah melalui perayaan hari-hari tertentu. Meskipun, praktik ini mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi jika perayaan tersebut tidak didasarkan pada ajaran Islam, maka ini bisa menjadi contoh bid’ah. Contohnya, perayaan Maulid Nabi, yaitu peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Perayaan Maulid Nabi sangat populer di banyak negara Muslim, dan umumnya dianggap sebagai bentuk penghormatan dan cinta kepada Nabi. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada riwayat yang mengindikasikan bahwa Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya merayakan hari kelahiran Nabi atau hari ulang tahun lainnya.

Atau, referensi lainnya adalah tradisi sepekan orang meninggal, 40 hari orang meninggal, dan seterusnya. Peringatan semacam ini tidak ada dasarnya dalam Islam dan tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan oleh karena itu dianggap bid’ah.

Penambahan Doa-doa Tidak Resmi dalam Ibadah Sebagai Contoh Bid’ah

Sebagian umat Islam juga terjebak dalam bid’ah melalui penambahan doa-doa tidak resmi dalam ibadah. Misalnya, beberapa orang menambahkan bacaan tertentu dalam salat yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dalam artian, ini adalah contoh bid’ah karena merubah format ibadah yang telah ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Kemudian, contoh lain adalah beberapa orang membiasakan membaca doa tertentu setelah shalat fardhu secara berjamaah. Meski tampak seperti tradisi yang bagus, akan tetapi jika doa tersebut tidak memiliki dasar dalam Hadits atau Al Qur’an, maka ini bisa dianggap sebagai bid’ah. Ada juga yang mempraktikkan doa yang dianggap memiliki keistimewaan atau pahala tertentu, padahal tidak ada dasarnya dalam ajaran Islam.

Praktek Tahlilan dan Yasinan Sebagai Contoh dari Bid’ah

Beberapa tradisi dalam masyarakat Muslim, seperti tahlilan dan yasinan, juga bisa dianggap sebagai bid’ah. Kedua praktek ini umumnya dilakukan oleh sekelompok orang yang berkumpul untuk membaca surat Yasin atau melakukan dzikir bersama-sama, biasanya setelah kematian seseorang.

Walaupun, tujuan dari praktek ini tampaknya baik dan penuh niat tulus, namun itu tidak berarti bahwa praktek tersebut tidak bisa dianggap sebagai bid’ah. Faktanya, Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan atau melakukan tahlilan atau yasinan, dan karena itu, praktek ini dapat dianggap sebagai bid’ah.

Dan, ini adalah contoh bagus tentang bagaimana sesuatu bisa dipandang sebagai bid’ah meskipun tampaknya baik dan dilakukan dengan niat tulus. Umat Islam dianjurkan untuk selalu berhati-hati dalam menerima dan mempraktikkan ajaran atau ritual baru, dan selalu merujuk kembali ke ajaran yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Penggunaan Jenis Amalan Tertentu yang Tidak Diajarkan oleh Rasulullah SAW

Terakhir, penggunaan jenis amalan tertentu yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW juga bisa masuk dalam kategori bid’ah. Misalnya, penggunaan jimat atau talisman dengan percaya bahwa benda tersebut dapat memberikan keberuntungan atau perlindungan dari kejahatan.

Dalam hal ini, Rasulullah SAW tidak pernah mengajarkan atau menyetujui penggunaan jimat atau talisman, dan mempercayai bahwa benda tersebut memiliki kekuatan tertentu adalah bentuk syirik, yang adalah dosa besar dalam Islam.

Karena itu, penting bagi umat Islam untuk selalu berpegang teguh pada ajaran asli Islam seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan menghindari praktik-praktik yang bisa membingungkan dan menyesatkan mereka dari jalan yang benar.

Contoh Bid’ah dalam Sholat dan Ibadah Lainnya

Shalat adalah pilar penting dalam agama Islam. Rasulullah SAW telah memberikan tuntunan yang lengkap dan jelas terkait cara melaksanakan shalat ini. Namun, masih banyak perbuatan bid’ah yang terjadi dalam praktik shalat ini. Misalnya, ada yang menambahkan ayat atau doa tertentu yang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah dalam shalatnya.

Sementara itu, bid’ah juga bisa terjadi dalam ibadah lainnya, seperti zikir dan doa. Contohnya, ada yang merasa semakin banyak jumlah zikir maka semakin baik. Padahal, Rasulullah telah menjelaskan bahwa lebih baik zikir yang sedikit tetapi khusyuk daripada yang banyak namun tanpa khusyuk.

Praktik Ziarah Kubur dan Upacara Khusus Sebagai Bentuk Bid’ah

Ziarah kubur adalah tradisi dalam Islam yang diajarkan Rasulullah. Namun, dalam pelaksanaannya sering kali ditemukan bid’ah. Misalnya, ada yang mengadakan upacara khusus dan ritual-ritual tertentu saat ziarah kubur, seperti membaca doa tertentu atau membuat makanan khusus untuk dihadiahkan pada orang yang telah meninggal.

Dalam hal ini, praktek-praktek tersebut sebenarnya tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah. Melainkan, Rasulullah hanya mengajarkan kita untuk mendoakan orang yang telah meninggal dan mengingatkan diri akan mati.

Contoh Bid’ah dalam Puasa dan Hari-hari Raya Islam

Puasa dan hari-hari raya Islam juga kerap diwarnai dengan perbuatan bid’ah. Misalnya, ada yang menambahkan jumlah hari puasa, melakukan puasa khusus pada tanggal-tanggal tertentu yang tidak pernah dituntunkan oleh Rasulullah.

Selain itu, dalam merayakan hari-hari besar Islam, seperti Idul Fitri dan Idul Adha, juga sering ditemukan bid’ah. Contohnya, ada yang merasa perlu mempersiapkan makanan khusus atau melakukan ritual adat tertentu yang sebetulnya tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah.

Perbuatan-perbuatan Bid’ah dalam Rangka Menghormati Orang yang Telah Meninggal

Respek dan penghormatan terhadap orang yang telah meninggal adalah bagian dari ajaran Islam. Namun, dalam praktik penghormatan ini kerap kali ditemui bid’ah. Misalnya, ada yang melakukan acara tahlilan setelah orang meninggal, atau ada juga yang merasa perlu mengadakan acara makanan khusus sebagai bentuk menghormati orang yang telah meninggal.

Walau demikian, perlu disadari bahwa Rasulullah hanya mengajarkan untuk mendoakan orang yang meninggal dan mengingatkan diri akan kematian. Oleh karena itu, perbuatan-perbuatan lainnya selain itu bisa jadi merupakan bentuk bid’ah.

Cara Menyikapi Bid’ah dan Menjaga Diri dari Praktek Bid’ah

Dalam menghadapi fenomena bid’ah ini, umat Muslim perlu memiliki pengetahuan yang benar dan mendalam tentang ajaran Islam. Berbagai sumber, seperti Al-Quran dan Hadist, bisa digunakan untuk memahami dan merujuk pada ajaran Islam yang sebenarnya.

Juga, sebaiknya umat Islam selalu berusaha untuk menghindari praktek bid’ah. Hal ini bisa dilakukan dengan mengecek dan memastikan kebenaran setiap informasi baru tentang cara beribadah, serta selalu berusaha untuk mengikuti tuntunan dan ajaran Rasulullah dalam setiap aspek kehidupannya.

Exit mobile version