Semarangan

Kisah Dermawan Ahmad Roemani, Pengusaha Asal Semarang

Saat hidupnya, Ahmad Roemani dikenali sebagai pebisnis yang pemurah hati dan tulus menolong siapa yang memerlukan. Tetapi siapa kira, di saat kecil ia hidup miskin.

Published

on

Photo: Merdeka.com

Di Kota Semarang, Jawa tengah, ada sebuah rumah sakit namanya RS Romaeni Muhammadiyah. Rumah sakit itu mempunyai sarana yang komplet dan servis kesehatan yang ideal. Posisinya juga lumayan strategis karena ada di tengah-tengah kota.

Tidak banyak yang mengetahui, nama “Roemani” berasal dari pebisnis dari keluarga Nahdliyin yang mewakafkan beberapa hartanya untuk membuat fasilitas kesehatan punya PKU Muhammadiyah Semarang itu. Pebisnis itu namanya Ahmad Roemani.

Saat hidupnya, Ahmad Roemani dikenali sebagai pebisnis yang pemurah hati dan tulus menolong siapa yang memerlukan. Tetapi siapa kira, di saat kecil ia hidup miskin. Tetapi karena perjuangan kerasnya, ia jadi salah satunya pebisnis yang dihormati pada periodenya. Berikut cerita menginspirasi Roemani:

Masa Kecil Ahmad Romaeni

Ahmad Roemani terlahir di Dusun Ngelowetan, Kecamatan Mijen, Demak, di tahun 1927. Semenjak kecil, ia hidup dalam kemiskinan. Bahkan juga pengajaran sekolahnya harus stop ditengah-tengah jalan. Karena stop sekolah itu dia usaha untuk mencari kerja.

Sempat pernah bekerja sebagai gembala kerbau untuk pamannya dan jadi pekerja di dusun tempat ia tinggal, Roemani selanjutnya mengelana ke wilayah Grobogan. Tetapi karena nasib belum memihak kepadanya, di wilayah itu ia hidup terlunta-lunta sepanjang 40 hari.

Di tengah-tengah rasa patah semangat itu, Roemani bernazar bila nantinya mendapat rejeki yang banyak, dia tidak akan lupa dengan beberapa orang yang memiliki nasib serupa dengannya.

Lelaki yang Ulet dan Kuat

Roemani meneruskan pengembaraannya dan memperdalam semua sektor pekerjaan yang bisa dia kerjakan. Dimulai dari pembantu rumah tangga, pekerja bangunan, pengepul besi rongsok, sampai jadi kuli di Dermaga Semarang.

Tetapi karena Jepang tiba dan menempati tempat itu, ia kembali lagi ke dusunnya dan memperdalam usaha dagang kapas. Karena saat itu kapas bukan komoditi yang bisa dijualbelikan, dia lakukan upayanya secara sembunyi-sembunyi. Rupanya keuntungannya cukup. Dari usaha jualan kapas, ia sanggup beli rumah, sawah, hewan ternak, dan sepeda Releigh yang waktu itu sebagai barang eksklusif.

Sesudah proklamasi kemerdekaan, ia sempat pernah tergabung dengan Angkatan Muda Republik Indonesia dan ikut berperang menantang tentara Jepang pada kejadian pertarungan Semarang. Diapun menjadi anggota Barisan Banteng RI dengan pangkat kopral. Sesudah perang selesai, ia menjadi polisi. Tetapi ketika berada restrukturisasi di badan militer dan kepolisian pada tahun 1950, ia pilih keluar dan memperdalam dunia usaha.

Pebisnis Sukses

Sesudah keluar kepolisian, semua jenis usaha dilaksanakan oleh Ahmad Roemani. Dikutip dari Sejarahsemarang.id, Romaeni pernah memperdalam usaha di sektor bahan bangunan, pemborong beberapa proyek DPU, penyalur pupuk, jual-beli kayu jati, pedagang beras dan hasil bumi, dan pebisnis penyuplai angkutan.

Sehabis pulang menjalankan beribadah haji di tahun 1966, Roemani memfokuskan aktivitas usahanya di Jalan Singasari, Semarang, yang posisinya tidak jauh dari Panti Bimbingan Yatim (PAY) Muhammadiyah. Saat itu saat tidur, dia mimpi disuruh untuk memberi makan anak yatim.

Orang yang Pemurah hati

Di saat jadi pebisnis berikut dia jalankan nazar periode kecilnya. Ia jadi pebisnis yang pemurah hati dan tulus menolong siapa yang memerlukan. Salah satunya bukti kedermawanannya ialah saat dia membuat sebuah rumah sakit yang keuntungannya dipakai untuk mengongkosi PAY.

Menariknya, saat membuat rumah sakit itu Romaeni tak pernah hitung uang yang sudah dikeluarkan. Dia selalu menyobek nota pembelian material dan kuitansi pembayaran gaji tenaga kerja.

“Agar saya tidak paham besarnya ongkos pembangunan ini. Bila tahu, saya cemas jadi tidak tulus. Jika ada orang melakukan tindakan nakal, saya ikhlaskan ke Allah SWT. Allah maha ketahui,” kata Roemani diambil dari Sejarahsemarang.id.

Exit mobile version