Mind Set

Macam-Macam Penyakit Mental dan Penjelasannya

Gangguan disosiatif menyebabkan disfungsi otak yang secara signifikan bisa mempengaruhi memori, kesadaran, identitas, atau persepsi seseorang.

Published

on

Memahami macam-macam penyakit mental dan penjelasannya tidak hanya penting bagi psikolog atau psikiater. Dalam hal ini, pengetahuan ini berharga bagi siapa saja, karena berkaitan langsung dengan kesejahteraan manusia. Penyakit mental bisa mempengaruhi siapa saja, tidak memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial dan ekonomi. Dalam konteks penyakit mental, ada berbagai bentuk dan manifestasi yang bisa muncul dan mempengaruhi individu. Selain itu, subjek ini harus dianggap serius dan tidak boleh diremehkan. Dengan demikian, mari kita telusuri macam-macam penyakit mental dan penjelasannya.

Gangguan Kecemasan Umum: Dikhawatirkan oleh Kekhawatiran yang Tak Jelas

Gangguan kecemasan umum adalah kegelisahan atau kekhawatiran berlebih yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, kekhawatiran ini sangat sulit untuk dikendalikan. Pasien biasanya cemas tentang banyak hal sekaligus dan merasa khawatir sepanjang waktu. Meskipun, tidak ada satu trigger atau alasan khusus yang bisa diidentifikasi untuk rasa cemas mereka.

Tetapi, gejala fisik juga bisa terjadi, seperti susah tidur, merasa letih sepanjang waktu, sulit berkonsentrasi, dan mudah kaget. Oleh karena itu, pengobatan biasanya meliputi terapi bicara dan penggunaan obat-obatan.

Gangguan Obsesif-Kompulsif: Ketika Kebiasaan Menjadi Ekstrim

Gangguan obsesif-kompulsif atau OCD adalah kondisi di mana penderita memiliki pikiran, gambaran, atau dorongan yang tidak diinginkan secara kontinu, dan terpaksa melakukan sesuatu untuk mengurangi perasaan tidak nyaman ini. Misalnya, cuci tangan beberapa kali berturut-turut agar merasa “bersih”.

Namun, perlu diingat bahwa ritual ini tidak memberikan kesenangan, tetapi hanya pereda sementara dari perasaan tidak nyaman. Kendati demikian, tidak melakukan ritual ini dapat menyebabkan stres yang signifikan dan menjengkelkan. Selanjutnya, pengobatan biasanya melibatkan terapi perilaku kognitif dan obat-obatan.

Gangguan Makan: Menanggapi Makan dengan Tindakan Ekstrim

Gangguan makan adalah kondisi di mana penderita memiliki pola pikir menyimpang mengenai makanan, berat badan, dan bentuk tubuh, yang menyebabkan perilaku makan yang abnormal. Misalnya, makan berlebih lalu muntah (bulimia), atau menolak makan (anoreksia).

Padahal, baik makan berlebih atau tidak makan sama-sama merusak dan bisa merugikan kesehatan fisik pasien. Karena itu, pengobatan melibatkan berbagai strategi penanganan, termasuk terapi diet, terapi perilaku kognitif, dan dalam beberapa kasus, obat-obatan.

Gangguan Schizophrenia: Kehilangan Hubungan dengan Realitas

Schizophrenia adalah kondisi serius yang mempengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku. Penderita mungkin melihat atau mendengar hal-hal yang tidak ada (halusinasi), dan memiliki keyakinan yang tidak sesuai dengan fakta atau realitas (delusi). Menurut National Institute of Mental Health, gejala-gejala ini mungkin tampak mengejutkan, tetapi bagi penderita, hal itu terasa sangat nyata.

Keberlanjutan dari gejala ini dapat menyebabkan kesulitan dalam bekerja atau belajar, dan menjalani kehidupan sehari-hari. Akibatnya, pengobatan umumnya melibatkan terapi bicara, dukungan sosial, dan penggunaan obat-antipsikotik.

Gangguan Bipolar: Melalui Siklus Mani dan Depresi

Gangguan bipolar, sebagaimana namanya, adalah kondisi yang ditandai oleh perubahan mood ekstrem. Penderita bisa merasa sangat gembira dan energik (fase mani), atau merasa sangat sedih dan putus asa (fase depresi). Fase-fase ini bisa bertahan selama beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Namun, setiap penderita gangguan bipolar memiliki pola yang berbeda-beda. Ada yang lebih sering mengalami fase mani, ada juga yang lebih sering merasakan fase depresi. Lalu, antara kedua fase ini biasanya ada periode stabil.

Pengobatan biasanya melibatkan terapi bicara, penggunaan obat-obatan, dan dalam beberapa kasus, terapi elektrokonvulsif (ECT). Dengan penanganan yang tepat, penderita dapat hidup produktif dan sehat.

Gangguan Depresi Mayor: Kehilangan Minat dan Kesenangan

Depresi Mayor, juga dikenal sebagai depresi klinis, bukan hanya perasaan sedih yang berkepanjangan. Meskipun ini termasuk gejala yang sering berlaku, tetapi depresi mayor juga bisa mencakup penurunan minat atau kesenangan dalam kegiatan yang biasanya dinikmati.

Selanjutnya, gejala lain termasuk perubahan pola tidur dan selera makan, merasa tidak berharga, dan sulit berkonsentrasi. Sebaliknya, pada gejala yang lebih parah, depresi mayor juga bisa menyebabkan pikiran atau percobaan bunuh diri. Oleh karena itu, perlunya pengobatan yang tepat adalah suatu keharusan, biasanya melalui psikoterapi, pengobatan, atau kombinasi keduanya.

Gangguan Stres Pasca-Traumatik: Dihantui oleh Kenangan Traumatik

Gangguan Stres Pasca-Traumatik (PTSD) adalah kondisi yang muncul setelah individu mengalami atau menjadi saksi kejadian traumatis. Sementara beberapa orang mungkin mampu pulih dari trauma seiring waktu, namun orang dengan PTSD terus mengalami stres atau rasa takut bahkan setelah bahaya telah berlalu.

Gejalanya dapat termasuk mimpi buruk, flashbacks, dan kecemasan parah disertai dengan pikiran dan kenangan yang tidak diinginkan tentang kejadian yang dialami. Selain itu, PTSD juga bisa mempengaruhi kesejahteraan sosial dan fisik seseorang. Padahal, penanganannya memerlukan bantuan berupa psikoterapi dan/atau pengobatan.

Gangguan Cemas Sosial: Takut Dalam Menghadapi Interaksi Sosial

Gangguan cemas sosial adalah ketakutan yang parah dan berkelanjutan terhadap situasi sosial atau pertunjukkan di depan publik. Sebagaimana gangguan ini terjadi, individu merasa sangat cemas dan takut dikritik, ditertawakan, atau dimalu-malukan. Dalam hal ini, menurut American Psychiatric Association, ini melampaui rasa malu umum dan dapat mengganggu pekerjaan dan sekolah, serta hal lainnya. Akibatnya, pengobatan biasanya melibatkan psikoterapi (Terapi Perilaku Kognitif diketahui efektif) dan/atau pengobatan.

Gangguan Disosiatif: Penciptaan Realitas Alternatif

Gangguan disosiatif menyebabkan disfungsi otak yang secara signifikan bisa mempengaruhi memori, kesadaran, identitas, atau persepsi seseorang. Kendati hal ini mungkin tampak seperti fantasi, namun bagi penderita, biasanya merupakan reaksi terhadap trauma atau stres yang sangat parah.

Manifestasi gangguan disosiatif termasuk gangguan identitas disosiatif, amnesia disosiatif, dan depersonalisasi/ derealisasi. Dalam kasus tertentu, individu mungkin juga mengalami pergantian identitas atau percaya bahwa mereka memiliki beberapa kepribadian. Seperti kondisi mental lainnya, pengobatan adalah penting dan yang umum melibatkan psikoterapi.

Gangguan Panic: Diteror oleh Serangan Panik

Gangguan panik adalah kondisi yang ditandai oleh serangan panik yang tiba-tiba dan berulang-ulang tanpa peringatan. Seseorang yang mengalami serangan panik mungkin merasa takut, kehilangan kendali, merasa sakit jantung, atau merasa bahwa mereka akan mati.

Lalu, meskipun serangan panik itu sendiri mungkin berlangsung selama sekitar 10 menit, efek emosionalnya dapat berlangsung jauh lebih lama. Sementara beberapa orang mungkin mengalami serangan panik dalam situasi yang stres, namun seseorang dengan gangguan panik mungkin akan merasakan serangan panik tanpa alasan yang jelas. Pengobatan umumnya melibatkan psikoterapi, teknik manajemen stres, dan/atau pengobatan. Mengakui dan memahami berbagai jenis penyakit mental sangat penting kepada setiap individu. Hasilnya, ini bisa membantu mencegah stigma dan mendukung upaya untuk pengobatan dan pemulihan. Oleh karena itu, lakukanlah syarat ini dengan hati yang terbuka dan berempati, karena setiap orang mungkin mengalami kesulitan ini baik dalam diri mereka sendiri atau orang-orang yang mereka cintai.

Dengan demikian, itulah beberapa macam-macam penyakit mental dan penjelasannya yang perlu kita ketahui bersama. Harapannya dengan pemahaman yang lebih baik akan sedikit membantu bagi orang-orang terdekat yang mengalaminya.

Exit mobile version